LOWONGAN KERJA

Dicari Cepat, Lowongan Pekerjaan Untuk Wanita Dalam Negeri


Suatu Perusahaan Sepatu Olahraga d’Serang - Banten, Membuka Lowongan Pekerjaan Untuk 50 Wanita.
1. Tidak Sistem Kontrak,
2. Pendidikan Min. SMU / sederajat,
3. Usia Min. 18 Maks. 28,
4. Tinggi badan Min. 150,
5. Gaji Memuaskan…
6. Lamaran masuk dalam jangka waktu satu minggu langsung panggilan.
Pendaftaran Paling Lambat Tanggal 07 Mei 2010 Lowongan tersebut Khusus untuk Wilayah Slawi, Tegal, Brebes dan Sekitar’nya.
Terima kasih.
Bila Berminat Hub. Saya, ARIFIYAN NOOR SYAMS
HP. 085642722405

RESUME STUDI KASUS

1. Pengertian Studi Kasus

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.

Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

2. Jenis-jenis Studi Kasus

  1. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi mi sening kunang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kunang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.

  1. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan

Ciri-ciri Semangat Kerja yang Tinggi

"Ciri-ciri yang dipakai untuk mengukur tinggi rendahnya
semangat kerja yang dimiliki karyawan"


Sebagian besar mengacu pada pendapat Maier yang menyebutkan ada empat konsep dasar yang mencerminkan semangat kerja yang tinggi yaitu, antara lain :

a. Kegairahan atau antusias (Zest, Enthusiasm). 

Maier mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi atau dorongan untuk bekerja, motivasi tersebut akan terbentuk bila kurang memiliki keinginan atau minat dan kegembiraan dalam melakukan pekerjaannya. Keinginan atau minat karyawan bekerja mencerminkan adanya dorongan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan. Keinginan karyawan untuk bekerja dikatakan kuat bila karyawan melakukannya bukan karena adanya perasaan cemas.

b. Kualitas untuk bertahan (Staying Quality)

Setiap orang tentu mempunyai tujuan tertentu dalam bekerja dan berusaha untuk mencapainya, makin besar usaha individu untuk mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuannya, menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki semangat kerja yang tinggi. Maier menyatakan bahwa individu tetap berusaha mencapai tujuan semula meskipun mengalami kesulitan, ini menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kualitas untuk bertahan.

c. Kekuatan melawan frustasi (Resistence to Frustation)

Maier menyatakan bahwa kekuatan melawan frustasi berbeda dengan kualitas untuk bertahan, meskipun secara umum keduanya mencerminkan bagaimana individu tersebut menghadapi rintangan yang ditemui selama bekerja. Pada aspek ini Maier melibatkan suatu hal yang menarik untuk mengetahui semangat kerja individu, yaitu frustasi.

d. Semangat berkelompok. 

Semangat kerja menurut buku Multipal Personal Administration yaitu; bahwa semangat kerja adalah, sikap perorangan atau sikap kelompok dari masing-masing individu terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaan.



Pensiun dan Gejala Depresi

Salah satu masa dalam rentang kehidupan manusia yang rentan terhadap depresi adalah masa pensiunan

Menurut Blakburn dan Davidson (dalam Kuntjoro, 2002) ada beberapa kondisi yang menyebabkan pensiunan mengalami depresi, antara lain: 

Pertama, Pensiun [baik itu pegawai negeri, swasta, maupun yang bergelut dalam dunia bisnis] seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan dan memperkuat harga diri). Oleh karenanya, sering terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya, ada yang malahan mengalami problem serius (kejiwaan atau pun fisik).

Kedua; usia, banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Pensiun sering diidentikkan dengan tanda seseorang memasuki masa tua. Banyak orang mempersepsi secara negatif dengan menganggap bahwa pensiun itu merupakan pertanda dirinya sudah tidak berguna dan tidak dibutuhkan lagi karena usia tua dan produktivitas makin menurun sehingga tidak menguntungkan lagi bagi perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja. Seringkali pemahaman itu tanpa sadar mempengaruhi persepsi seseorang sehingga ia menjadi over sensitif dan subyektif terhadap stimulus yang ditangkap. Kondisi ini lah yang membuat orang jadi sakit-sakitan saat pensiun tiba.

Lebih lanjut Marie Blakburn dan Kate Davidson (dalam Kuntjoro, 2002) mengemukakan bahwa gejala-gejala psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, adalah sebagai berikut : 1. Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah. 2. Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah. 3. Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain. 4. Perilaku, di tandai dengan gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh, 5) Hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat seksual, tidur terganggu.

Menurut Kim, J., E. dan Moen, P., (dalam Rini 2001) dari Cornell University meneliti hubungan antara pensiun dengan depresi. Keduanya menemukan: Wanita yang baru pensiun cenderung mengalami depresi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang sudah lama pensiun atau bahkan yang masih bekerja, terutama jika sang suami masih bekerja; Pria yang baru pensiun cenderung lebih banyak mengalami konflik perkawinan dibandingkan dengan yang belum pensiun; Pria yang baru pensiun namun istrinya masih bekerja cenderung mengalami konflik perkawinan lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang sama-sama baru pensiun namun istrinya tidak bekerja; Pria yang pensiun dan kembali bekerja dan mempunyai istri yang tidak bekerja, maka keduanya memiliki semangat lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang keduanya sama-sama tidak bekerja.

Semangat Kerja bagi Karyawan

Persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, menuntut perusahaan-perusahaan terus membenahi diri (Frontliner) tetapi juga bisa melanda para pekerja di tingkat atas (managerial level). Oleh karena itu banyak perusahaan yang melakukan berbagai upaya pencegahan. dengan meningkatkan mutu dan kualitas output dari perusahaan itu, cara dilakukan untuk meningkatkan out put adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perusahaan itu sendiri. Salah satu aspek penting dalam sumber daya manusia adalah semangat kerja. Pada dunia kerja, semangat kerja sangat penting mengingat hal tersebut dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Kebosanan kerja bisa terjadi bukan saja pada pekerja di tingkat bahwa

Kossen (dalam Kurniawati, 2002) mengemukakan bahwa sikap karyawan yang berkaitan dengan kondisi semangat kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: organisasi itu sendiri, aktivitas-aktivitas kerja karyawan itu sendiri, sifat dari pekerjaan, teman-teman sejawat, pimpinan mereka, konsep diri, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mereka.

Sedangkan menurut Flippo (dalam Kurniawati, 2002) faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya semangat kerja, antara lain: upah kerja, keamanan kerja, kondisi fisik kerja, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, pimpinan yang mampu dan adil, kesempatan untuk maju dan mengembangkan diri, kecocokan dan keserasian dengan rekan kerja, keuntungan baik fisik maupun psikis, status sosial yang diterima karyawan dan kegiatan yang bermanfaat bagi karyawan.

Semangat kerja sangat penting dalam segala aktivitas kerja, bahkan semangat kerja akan menentukan lancar-tidaknya atau berkembang-tidaknya suatu perusahaan. Oleh sebab itu setiap organisasi kerja atau perusahaan harus menjaga agar semangat kerja itu tetap tinggi. Namun hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap kondisi semangat kerja.

Dari dua pendapat Kossen dan Flippo di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja beragam mulai dari faktor dalam organisasi, aspek psikologis individu, interaksi dan komunikasi dengan rekan sekerja, atasan, serta aspek dari pekerjaan itu sendiri, seperti beban kerja dan gaji yang diberikan pada karyawan.

Seorang karyawan yang memiliki semangat kerja yang baik tentunya akan memberikan sikap yang positif seperti kesetiaan, kegembiraan, kerja sama, kebanggaan dalam dinas dan ketaatan dalam kewajiban. Berbeda dengan karyawan yang memiliki semangat kerja yang rendah, karena karyawan tersebut cenderung menunjukkan sikap yang negatif seperti suka membantah, merasa gelisah dalam bekerja dan merasa tidak nyaman.

Pentingnya Kontrol Diri

Perubahan-perubahan sosial yang cepat (rapid sosial change) sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi telah mempengaruhi perilaku, nilai-nilai moral, etika, dan gaya hidup (value sistem and way of life).

Keberadaan hawa nafsu disamping memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, juga dapat melahirkan madlarat (ketidaknyamanan, atau kekacauan dalam kehidupan, baik personal maupun sosial). Kondisi ini terjadi apabila hawa nafsu tidak dikendalikan atau dikontrol, karena memang sifat yang melekat pada hawa nafsu adalah mendorong (memprovokasi) manusia kepada keburukan atau kejahatan (dalam Psikologi Belajar Agama, 2003).

Menurut Fachrurozi (dalam Jawa Pos, 2004) kegilaan masyarakat saat ini adalah personifikasi atas kegilaan yang dialami sebagai implikasi dari modernitas, bahwa modernitas, disamping melahirkan kemajuan dalam berbagai aspek (teknologi informasi, ekonomi, politik, sosial, dan budaya), ternyata juga melahirkan kegilaan atau gangguan kejiwaan. Diharapkan setiap individu mampu mengontrol diri terhadap setiap perubahan yang terjadi.

Tindakan-tindakan tidak terkontrol sering dikaitkan dengan remaja, karena seringkali bentuk perkelahian dilakukan oleh para remaja, sehingga perkelahian antar remaja sudah menjadi fenomena yang biasa di masyarakat luas terutama di kota-kota besar, perkelahian ini biasanya dipicu oleh masalah-masalah yang sepele, seperti bersenggolan di jalan, atau saling pandang yang ditafsirkan sebagai bentuk menantang, dan biasanya berakhir dengan perkelahian, perkelahian antar remaja pada awalnya hanya melibatkan dua individu kemudian berkembang menjadi perkelahian antar kelompok.

Menurut Lewin (dalam Winarno, 2003) kondisi tersebut dikarenakan dalam kelompok terdapat sifat interdependen antar anggota dan kondisi seperti itu berpeluang menjadi konflik SARA, dikarenakan Indonesia terdiri berbagai macam suku, agama, ras, yang berbeda-beda, sehingga individu akan merasa cemas, tidak aman, dan mudah tersulut emosi bila kontrol diri individu kurang. Oleh karena itu, kontrol diri diperlukan untuk mengontrol emosi yamg berasal dari dalam dan luar individu sebagai bentuk sosialisasi yang wajar.

Menurut Drever, kontrol diri adalah kontrol atau pengendalian yang dijalankan oleh individu terhadap perasaan-perasaan, gerakan-gerakan hati, tindakan-tindakan sendiri, sedangkan Goleman (dalam Sarah, 1998) mengartikan bahwa kontrol diri sebagai kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan dengan pola sesuai dengan usia. Bander (dalam Sarah, 1998) menyatakan bahwa kontrol diri merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan tindakan yang ditandai dengan kemampuan dalam merencanakan hidup, maupun frustasi-frustasi dan mampu menahan ledakan emosi. Masa-masa remaja ditandai dengan emosi yang mudah meletup atau cenderung untuk tidak dapat mengkontrol dirinya sendiri, akan tetapi tidak semua remaja mudah tersulut emosinya atau tidak mampu untuk mengkontrol dirinya, pada remaja tertentu juga sudah matang dalam artian mampu mengkontrol setiap tindakan yang dilakukannya.

RASA TAKUT ATAU PHOBIA...??


Rasa takut merupakan reaksi manusiawi yang secara biologis merupakan mekanisme perlindungan bagi seseorang pada saat menghadapi bahaya. Ketakutan adalah emosi yang muncul pada saat orang menghadapi suatu ancaman yang membahayakan hidup atau salah satu bidang kehidupan tertentu. Ketakutan biasa disebut dengan tanda peringatan terhadap hidup, peringatan agar berhenti, melihat atau mendengarkan.

Setiap manusia dihadapkan pada peringatan serta ancaman yang sangat menuntut perhatian. Rasa takut betul-betul memperlambat dan mengendalikan sejumlah besar emosi psikosomatis. Salah satu tujuan dari pengendalian adalah untuk membantu seseorang untuk menghindarkan diri dari bahaya dan mengatasinya. Bila seseorang diliputi rasa takut, kebahagiaan maupun sukses kita terancam, orang itu sering mengalami rasa nyeri pada perut, telapak tangan berkeringat, jantung berdenyut kencang, malas bergerak, gagap bicara dan lain sebagainya.

Berhadapan dengan situasi yang menakutkan, reaksi orang berbeda-beda, ada orang yang tidak takut pada si anjing itu sendiri, tetapi mereka takut mendengar gonggongannya. Tapi ada orang lain yang tidak terganggu gonggong anjing. Ada orang lain yang sungguh-sungguh takut terhadap halilintar, sedang orang lain tidak. Adalah normal pada saat menghadapi bahaya tertentu orang merasa takut dan tingkat ketakutan itu biasanya sebanding dengan besar-kecilnya bahaya. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa penyebab obyektif dari rasa takut itu justru dilupakan seseorang, sehingga reaksinya terasa lebih berat, lebih cepat dan lalu menimbulkan kepanikan. 

Rasa takut yang sedemikian hebat ini sangat tidak sebanding dengan penyebabnya. Inilah reaksi neurotik murni. Ketakutan inilah yang kita sebut dengan Phobia. Hanya dengan melihat kucing hitam, seseorang lalu khawatir akan mati. Orang lain sudah hampir pingsan hanya karena ada ular mendekatinya. Pengertian Phobia adalah Ketakutan neurotik menunjukkan adanya reaksi-emosional yang tak sebanding dengan rangsangan. Dengan kata lain penyebab obyektif dari reaksi emosional dan ketakutaannya sama sekali tidak diperhitungkan.

13 Mitos tentang Seks


Wahai kaum Adam, gairah seks pria lebih besar ketimbang wanita...?
Jangan salah, wanita pun bisa menjadi motivator saat berhubungan seks.




Berikut 13 mitos tentang seks :


1. Gairah seks pria lebih besar ketimbang wanita

Bahan bakar gairah seks adalah testosteron, dan pada pria kadarnya memang lebih tinggi daripada wanita. Meski begitu, menurut konselor seks di AS, Denise Knowles, faktanya bisa lain. Keluhan menurunnya gairah seks para pria bertambah dan ini berkaitan dengan gaya hidup, jadi tidak melulu dipengaruhi hormon. Mungkin saja kadar hormon testosteron seorang pria itu normal, tetapi ia mengalami kelelahan, stres, gairah seksnya bisa menurun. Usia yang menua, kegemukan, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol dan psikotropika, bisa pula berdampak pada ereksi. Jadi, para wanita jangan percaya mitos. Wanita pun bisa menjadi motivator atau pegang kendali saat berhubungan seks.

2. Kondom itu tameng sakti untuk segala jenis penyakit menular seksual

Jika dipakai secara tepat kondom bisa menangkal PMS seperti HIV, gonorea, dan klamidia, tetapi tidak cukup efektif untuk mencegah sifilis, herpes genital, atau kulit kelamin. Dr. Patrick French, konsultan penyakit kelamin dan saluran kencing di London, menjelaskan, ”Infeksi ini menular lewat kontak kulit dan memengaruhi bagian tubuh yang tidak tertutup kondom. Bagaimanapun, kondom masih bisa mengurangi risiko penularan itu hingga 50 persen.”

3. Anda tak bakal kena PMS dari seks oral

Salah besar! PMS jenis herpes, sifilis, klamidia, gonorea, dan uretritis nonspesifik (peradangan saluran kencing yang kerap dialami pria) bisa terjadi lewat oral seks. Risiko tertular HIV juga tetap tinggi, terutama bila terdapat luka di mulut.

4.Tidak semua wanita punya G-spot

Tentu saja semua wanita punya G-spot atau tombol untuk orgasme berulang kali. Cara menikmatinya, rileks dan jelajahi apa yang membuat Anda bisa orgasme.

5. Orgasme pada wanita bisa membantu mempercepat kehamilan

Teori di balik mitos ini menyatakan, kontraksi vaginal selama wanita orgasme membantu sperma melesat untuk membuahi telur. \”Faktanya, jika sperma tidak trengginas atau kurang gesit, kontraksi tak cukup kuat untuk mendorongnya menuju sel telur,\” kata Dr. Dawn Harper, seorang ahli seksologi di AS.

6. Ejakulasi di luar (terputus) tidak menyebabkan kehamilan

Yang benar, sperma terdapat di dalam cairan seminal yang dilepaskan sebelum pria mengalami ejakulasi. Jadi, meskipun pria menarik penisnya keluar sebelum orgasme, pasangannya tetap saja bisa hamil.

7. Wanita tak bisa lagi menikmati seks setelah menopause

Justru banyak wanita yang mengaku memiliki hubungan seks terbaiknya setelah menopause karena tak khawatir akan hamil. Jadi, lebih bebas menikmati seks, apalagi kini mudah mendapat terapi sulih hormon, sehingga gangguan vagina kering dan sebagainya tak lagi jadi masalah. Enak `kan?

8. Risiko tertular HIV kini telah menurun

Ini asumsi yang membahayakan karena HIV masih menjadi salah satu ancaman serius yang begitu cepat meningkat. Memang terapi obat menambah harapan hidup pengidapnya, tetapi tetap saja sindroma ini belum bisa diobati, dan virusnya bisa kebal obat. HIV merusak sistem imun, sehingga tubuh rentan terhadap serangan berbagai macam infeksi.

9. Fantasi seks sejenis menandakan Anda gay

Sama sekali tidak! Fantasi merupakan hal normal dan tak menunjukkan sama sekali apakah Anda gay, biseksual, atau yang lain. Fantasi lebih disebabkan oleh rasa penasaran. Fantasi tentang apa saja tidak selalu berarti Anda menikmati betul jika itu menjadi nyata. Hal terindah dan fantasi hanya ada dalam pikiran Anda.

10. Seks haram bagi pengidap penyakit jantung

Memang banyak kisah tentang pasien gangguan jantung yang mendapat serangan ketika tengah asyik berhubungan intim. Menurut Dr. Harper, pengidap penyakit jantung bisa tetap memiliki kehidupan seks yang normal. Namun, jika merasa nyeri dada saat berhubungan seks, Anda harus berhenti segera dan periksa ke dokter. Seks adalah sesuatu yang baik karena dapat meningkatkan sistem imun dan energi, juga mengurangi stres.

11. Tanpa orgasme berarti seks Anda sangat buruk

Suksesnya hubungan seks yaitu jika kedua pasangan betul-betul menikmati dan tidak tergantung pada orgasme. Begitu yang diyakini para pakar. Anda juga `kan?

12. Seks selama kehamilan bisa melukai calon bayi

Kebanyakan wanita hamil bisa memiliki kehidupan seks yang sehat. Namun, ada dua kekecualian, jika Anda mengalami plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), seks bisa menyebabkan perdarahan dan kelahiran prematur. Juga sebaiknya tidak berhubungan seks jika si wanita mengalami perdarahan atau kontraksi setelah bercinta. Hal ini bisa menyebabkan kelahiran prematur. Sabar, ya...!!

13. Berhubungan seks di masa menstruasi tak menimbulkan kehamilan

Masa ovulasi (subur) pada wanita adalah 14 hari sebelum masa haid, bukan 14 hari setelah haid terakhir. Jadi kemungkinan terjadinya kehamilan tetap ada. So, hati-hati...!!


      Sekitar 364 pria dewasa secara sukarela menjadi responden sebuah penelitian di Amerika dan India. Kesuburan mereka dievaluasi terus menerus. Sebelumnya, para pria tersebut dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jumlah sperma mereka.
       Dan hasil riset pun bicara. Para pria dengan jumlah sperma dalam kisaran normal dan menggunakan telepon genggam lebih dari empat jam per hari, ternyata memproduksi 23% lebih sedikit ketimbang para pria yang sama sekali tak menggunakan ponsel.
       
        Temuan lain yang tak kalah menarik, ternyata proporsi dari sperma yang tergolong \”sehat-bugar\” hanyalah 21% dari para maniak pengguna ponsel tersebut.
        Sedangkan mereka yang tak menggunakan ponsel, sperma yang fit untuk \”berenang\” hingga ke sasaran tersebut mencapai sekitar 40% dari seluruh sperma yang ada.

Sumber: www.dechacare.com

Cara Mengatasi Iri Hati

Bagian dalam hidup adalah kebahagiaan dan kekecewaan, ke dua hal tersebut silih berganti menghampiri kehidupan kita di dunia. Kebahagiaan dan kekecewaan tersebut pada intinya adalah kepuasan hati dari masing masing kita. Untuk bagian dari kekecewaan dari kita salah satunya adalah iri hati yang timbul dari kita sehingga berujung pada kekecewaan yang terjadi pada diri kita masing masing.

Iri hati tentunya dimiliki oleh semua orang, sifat iri hati dapat membuat efek positif bagi kita (membuat kita ingin maju) dan dapat membuat efek negative (menghalalkan segala cara). Banyak cara untuk mengatasi iri hati yang timbul dalam diri kita. Cara mengatasi iri hati antara lain :

PILIHLAH BIDANG YANG ANDA KUASAI

Jikalau dapat menemukan bidang dimana anda dapat ber-ekspresi, maka ia dapat secara aktif memperkuat keterkaitan anda dengan kalangan tersebut. Cari keistimewaan diri sendiri, dengan sendirinya kepercayaan diri juga meningkat. Temukan wilayah dimana anda bisa unggul, terkadang membutuhkan terus menerus bereksperimen dengan kesalahan. Jikalau bisa menemukan bakat diri sendiri, dan pada tempat yang tepat dapat mengembangkannya hingga maksimum, anda dan saya boleh dibilang adalah jenius dalam positif thinking

UBAH SELIDIKI KELOMPOK

Pakar ekonomi, Robert Frank berpendapat: “Jikalau telah bosan menjadi orang termiskin di jalanan ini, maka pindahlah ke wilayah yang agak sederhana” Meskipun kita tidak mampu menekan cognitive diri sendiri, tetapi memiliki kebebasan mutlak untuk memilih teman, tetangga dan rekan kerja. Mempertimbangkan mau ikut kelompok mana, mempengaruhi obyek dari rasa iri hati atau peng-idolaan kita, tetapi pengendalian diri dalam memperbandingkan dengan orang lain adalah semacam methode modifikasi yang baik. Walaupun dengan mengubah kelompok bergaul membutuhkan harga cukup mahal, sepenuhnya tergantung bagaimana anda mengukurnya.

MENEMUKAN TEMPAT DI LINGKUNGAN BUDAYA YANG LEBIH KECIL

Meski tidak mudah untuk segera pindah pekerjaan atau mencari rumah, anda bisa saja mencari beberapa lingkungan budaya kecil, menemukan diantaranya kelompok gaul yang anda inginkan. Misalnya David Brooke, kolumnis New York Times mengambil Amerika sebagai contoh: “Amerika bukanlah negara dengan konsep kelas yang kuat, secara lebih mendasar, ia sebenarnya kumpulan dari berbagai kelompok independent, setiap kelompok pada memiliki centrum yang mereka sukai.”

LEBIH BAIK SEBAGAI KEPALA AYAM DARIPADA SEBAGAI EKOR SAPI

Tak dapat dipungkiri, banyak orang seringkali di dalam lingkungan kecil lebih bisa berkembang. Robert Frank memberi contoh seorang temannya yang meski prestasinya saat remaja tidak menonjol, nilainya tidak mampu membawanya masuk ke sekolah ternama (di kota), terpaksa beralih ke sekolah negeri di pedesaan. Tak dinyana di sekolah-desa ia malahan bagaikan ikan yang memperoleh air, akhirnya ia diterima di sebuah P.T. yang termasyur. Sesudah menjauhi lingkungan besar, apabila bisa dengan cara inovatif atau lateral/berbalikan mengembangkan jalan keluar sendiri yang unik, nasib seumur hidup barangkali semenjak saat itu sudah bisa diubah.

SEMAKIN MATANG SEIRING BERTAMBAHNYA USIA

Mengenal point ini sangat penting, ia juga adalah pedoman orang-orang untuk menekan iri-hati. Survey membuktikan, kebiasaan membandingkan, akan berangsur berkurang seiring dengan pertambahan usia.

MENCIPTA RASA AMAN SEJATI

Tatkala rasa iri hendak bergerak, pikirkan dahulu hal apakah bagi anda baru betul-betul penting? Apakah baru merupakan target anda sendiri? Bisa mencapai apakah kemampuan dan sumber daya anda? Ia bisa membantu anda lepas keluar dari persaingan psikologis, dengan kepala tegak dan langkah tegap melangkah menuju kehidupan milik anda sendiri.


PAHAMI KESEJATIAN HIDUP

Ini adalah pedoman tertinggi menyelesaikan rasa iri. Manusia hidup di dunia, memiliki hawa nafsu dan rasa sentimental, semuanya secara naluri ingin hidup dengan lebih baik, bisa hidup dengan lebih terpandang dan terhormat. Justru karena manusia memiliki angan-angan, dalam hati kecilnya bisa tumbuh rasa sentimental berupa cinta dan benci, ini adalah daya penggerak timbulnya iri hati. Apabila seorang manusia bisa menyadari, bahwasanya manusia hidup di dunia, tujuannya sesungguhnya bukan demi hidup dengan lebih baik, dengan lebih terpandang dan terhormat, melainkan demi kembali ke jati diri yang asli/suci, balik ke sifat pokok alami manusia. Jikalau bisa mengenali hal ini, maka perolehan dan kehilangan dalam hal materi dan kepuasan terhadap hawa nafsu dan rasa sentimental menjadi tidak begitu penting lagi, maka lantas mampu juga mengurangi hingga menghapus daya gerak timbulnya iri hati.

Keyword

2020 (1) alasan (2) artikel (2) Bahaya (2) belajar (2) Bimbingan (4) Bimbingan dan Konseling (5) Bisnis (1) BK (4) cerita lucu (1) dampak (3) download (3) fakta (3) Ganja (1) Gratis (3) guyon (1) humor (1) imsonia (2) Individu (4) Internet (1) kasus (1) Kiat (3) kode rahasia (1) Koneksi (1) Konseli (2) Konseling (3) Konselor (1) lawak (1) Lucu (2) makalah (1) motiv (1) Motivasi (2) Narkoba (1) ngakak (1) online (1) pemakai (1) penyebab (3) Remaja (3) Sabu (1) Satlan (3) Satuan Layanan (3) Selingkuh (1) siswa (4) SMA (2) studi (2) study (2) Tegal (1) terjadi (2) Tips dan Trik (6) Tutorial (3) Wanita (1) Warnet (1) Website (1)