Satlan Konseling Individu ( dengan sanksi Skors )


Satlan atau Satuan Layanan dalam Bimbingan Konseling, merupakan sesuatu yang sangat penting bagi konselor dalam melaksanakan tugasnya. Dalam artikel ini akan saya contohkan sebuah Satlan BK Individu, termasuk pemaparan masalah konseli :

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING


A.  Topik permasalah/bahasan                                : Pergaulan yang salah membawah bencana 
B.   Bidang bimbingan                                             : Pribadi
C.  Jenis layanan                                                     : Konseling Individu (Perorangan)
D.  Fungsi layanan                                                  : Pengentasan dan Pemahaman
E.   Tujuan layanan/hasil yang ingin dicapai               :
a.   Konseli tidak merasakan adanya ketakutan akan tidak diperhatikan lagi oleh keluarganya.
b.   Konseli mempunyai keberanian untuk menyampaikan rasa ketakutannya tersebut kepada keluarganya.
F.   Sasaran layanan                                                : BD ( Kode Nama Siswa )
G.  Uraian kegiatan dan materi layanan                    :
1.   Membuka kegiatan
2.   Membahas masalah – masalah yang di alami konseli.
3.   Menutup kegiatan
H.  Metode                                                            : Wawancara Konseling
I.    Tempat penyelenggaraan                                  : Ruang Konseling
J.    Waktu, Tanggal                                               : Jum’at, 16 Juli 2010
K.  Penyelenggaraan layanan                                  : Mahasiswa PPL
L.   Pihak – pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan
      dan peranannya masing – masing                       :
M.  Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan       :
Laiseg                   :     Antusias, aktifitas, keaktifan klien dalam membahas masalah yang dialaminya.
Laijapen               :     Adanya perubahan dalam bertingkah laku
Laijapang             :     Kebergunaan / kemamfaatan materi layanan bagi klien.
Tindak lanjut       :     Komitmen / rencana tindak lanjut klien setelah mengikuti layanan konseling Individu.
N.  Keterkaitan layanan ini dengan layanan pendukung : Menyeluruh
O.  Catatan khusus                                                :


                             

Adiwerna, 16 Juli 2010
Mengetahui

Perencana layanan
Guru Pamong

Mahasiswa PPL









FAHMI SISWANDI, S.Pd
NIP. 19730702 199403 1 002

ARIFIYAN NOOR SYAMS
NMP. 1107500662




Nama                           : BD
Jenis Kelamin               : L
Waktu                         : Jum’at, 16 Juli 2010
Tempat                        : Ruang Konseling




Deskripsi Masalah :

Konseli adalah seorang anak yang mempunya latar pendidikan yang rendah, suatu SD kelas 5 Konseli memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan Sekolah. Sehari - hari kesibukannya membantu orang tua dan bermain dengan teman-temannya. Konseli adalah anak pertama dari dua bersaudra. Ayah adalah seorang petani yang mempunya kebun serta ibu (ibu rumah tangga). Permasalahan ini timbul dan membawa Konseli terjerumus ke dalam Pergaulan yang salah. Konseli memiliki dan bisa bergaul dengan orang yang jauh di atas umurnya, karena kesalahan inilah akhirnya Konseli diperalat untuk membantu rencana teman – temannya yaitu Mencuri isi dompet dan HP teman sekelasnya di sekolah, tapi akhirnya Konseli tertangkap basah oleh teman lainnya yang masih satu kelas dengan Konseli. Konseli yang mempunyai tugas untuk mengawasi, sedangkan teman – temannya yang mencuri.
Kini setelah 2 minggu melewati masa skors dari sekolahnya, besar harapan Konseli untuk menjadi lebih baik lagi, dan tidak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti ini dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi. Konselor sempat bertanya ”Apa yang hikmah dari kejadian ini ?” Konseli menjawab ”Yang jelas saya tidak mau mendapatkan skors seperti ini lagi, karena kalau tahu kejadian nya seperti ini, saya tidak akan mau mengikuti keinginan mereka itu”.

Langkah – langkah proses konseling :

a.              Pengantaran

Konseli di panggil dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah pertama Konselor terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar Konseli lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena Konseli belum pernah konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu Konseli diperkenalkan dengan apa itu konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah Konseli menyatakan kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya sebelum konseling, kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.

b.              Penjajakan

                  Selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :

1)   Konseli merasa tidak ada pengawasan dari orang tua
2)   Konseli tidak tahu apa yang menyebabkan orang tuanya tidak mengawasi Konseli
3)   Konseli mempunya ruang lingkup pergaulan yang tidak sesuai dengan umur
4)   Konseli ingin sekali segera keluar melewati masa skorsnya dan melanjutkan sekolahnya, karena Konseli takut ketinggalan pelajarannya.

c.               Penafsiran

              Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :

1.
Rasa aman
:
Konseli merasa pergaulannya selama ini ternyata salah
2.
Kompetensi
:

Konseli tidak bisa memahami mana yang harus di jadikan teman mana yang harus tidak di jadikan teman.
3.
Aspirasi
:
Konseli ingin menceritakan beban pikiran
4.
Semangat 
:
Konseli tidak berani membicarakan hal tersebut kepada orang lain.
5.
Kesempatan
:
Konseli belum tahu kapan waktu yang terpat untuk mengungkapkan  perasaanya dan Konseli tidak tahu bagaimana cara mengawalinya nanti.
d. Pembinaan

1.
Rasa aman
:
Mambahas Konseli tidak perlu merasa cemas dan khawatir terhadap  masalah tersebut, karena masalah ini akan terselesaikan apabila Konseli ingin memperbaiki cara bergaul terhadap teman-teman yang ada di lingkung tempat tinggal Konseli.
2.
Kompetensi
:

Meyakinkan kalau Konseli sebenarnya pasti mempunyai keberanian untuk membicarakan dengan Konselor.
3.
Aspirasi
:
Menguatkan bahwa Konseli bisa memberi penjelasan terhadap dengan dengan Konselor.
4.
Semangat 
:
Memotivasi Konseli agar berani mengutarakan isi hati dan perasaannya.
5.
Kesempatan
:
Membuat Konseli berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat untuk dapat membicarakannya.

e. Penilaian

1.
U (Understanding)
:
Konseli menyadari kesalahan selama ini.
2.
C (Comfort)
:

Konseli merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang sedang ia alami.
3.

A (Action)
:
Konseli berjanji akan memperhatikan cara bergaul dan akan berubah tidak akan menyusahkan orang tua Konseli lagi.

f. Tindak Lanjut

              Konseli berjani akan melaksanakan apa yang diputuskannya dalam proses konseling. 

No comments:

Post a Comment

Keyword

2020 (1) alasan (2) artikel (2) Bahaya (2) belajar (2) Bimbingan (4) Bimbingan dan Konseling (5) Bisnis (1) BK (4) cerita lucu (1) dampak (3) download (3) fakta (3) Ganja (1) Gratis (3) guyon (1) humor (1) imsonia (2) Individu (4) Internet (1) kasus (1) Kiat (3) kode rahasia (1) Koneksi (1) Konseli (2) Konseling (3) Konselor (1) lawak (1) Lucu (2) makalah (1) motiv (1) Motivasi (2) Narkoba (1) ngakak (1) online (1) pemakai (1) penyebab (3) Remaja (3) Sabu (1) Satlan (3) Satuan Layanan (3) Selingkuh (1) siswa (4) SMA (2) studi (2) study (2) Tegal (1) terjadi (2) Tips dan Trik (6) Tutorial (3) Wanita (1) Warnet (1) Website (1)